Azzam pun pulang ke Indonesia. Dan ternyata azzam bareng Elliana, artis terkenal itu. Ya memang keduanya kenal dekat, coz elliana pernah bekerja sama dengan azzam. Adiknya pun segera ke jakarta untuk menjeput sang kakak tercinta. Dan ternyata sang adik adalah penulis Best seller kumpulan cerpen. Wah sungguh hebat keduanya kakak beradik ituh. Husna –adiknya azzam- selain menjeput azzam ternyata ada agenda lain yakni pergi ke TIM untuk menerima penghargaan.
Saat itu azzam pun keluar dari bandara bersama Elliana. Dia pun mencari adiknya disana. Dan akhirnya adiknya ketemu. Husna datang bersama temannya. Ternyata diluar sudah banyak wartawan yang menghadang Elliana, ia pun diwawancarai. Azzam segera meninggalkannya dan menemui adiknya. Setelah puas, temannya husna minta dikenalkan kepada Elliana, karena ia merupakan fans-nya. Lalu ia pun di kenalkan. Akhirnya mereka foto-foto dengan hp temannya itu. Wartawan pun kembali mewawancarai Ellana tentang siapakah yang sedang dekat dengannya saat ini. Elliana pun mengatakan bahwa pria disampingnyalah yang terdekat. Kontan azzam bingung dan kaget. Semua moncong kamera pun mengaah padanya. Ia pun di tanya-tanyai. Azam panik.
“Sejak kapan anda kenal Elliana?” tanya seorang wartawan.
“aduh, ini apa-apaan!” seru Azzam panik.
“santai saja mas. Kita Kooperatif saja jadi enak. Sejak kapan anda kenal Elliana?”
“aduh gimana ini, Eliana, bicara dong. Wah kok jadi rumit begini sih!” kata Azzam kepada Elliana.
“dia tidak biasa menghadapi wartawan. Kami kenal sejak satu tahun yang lalu” sahut Elliana dengan tenang.
“Benar Kamu dekat dengan Elliana?” cerocos seorang wartawan koran ibukota.
“Kebetulan tadi kami satu pesawat dan duduknay berdekatan. Saya di 15F, dia di 15E. Jadi kami memang dekat.” Jawab azzam juga sekenanya.
“apa profesi mas saat ini?”
“Jualan bakso.”
“Ah, jangan bergurau Mas.”
“Sungguh, tanya saja pada Elliana!”
Wartawan itu langsung bertanya pada elliana, “benarkah dia jualan bakso?”
“Ya benar. Para diplomat adalah pelanggannya”. Jawab Elliana
“Wah seorang enterpreneur! Keren ya mbak?” wartawan itu berkomentar.
“Iya dong. Dia pria paling keren yang pernah aku temui” . Elliana pun berbisikkan dengan azzam.
Kemudian azzam pamit pada elliana. Ia menelungkupkan tangan di dada lalu pergi.
“tidak ada cipika-cipiki mas?” tanya seorang wartawan usil.
Azzam tidak menjawab, yang menjawab malah Elliana, “Dia itu mahasiswa Al Azhar Cairo, masak cium pipi kanan pipi kiri. Kan belum halal! Ngerti?”
“wah sekarang pacar Elliana alim ya. Bisa jadi berita menarik “. Komentar seorang wartawan.
Keesokan harinya berita pun menyebar ke seluruh media, entah cetak atau elektronik. Tentu saja di desanya geger, kok bisa azzam yang miskin itu dekat dengan artis seterkenal Elliana bahkan media menganggapnya kalau Azzam merupakan kekasihnya Elliana (padahal sebenarnya bagi azzam elliana hanya sekedar temannya).
Oh ya malamnya acara penghargaan kepada adiknya. Azzam pun menghadirinya. Kemudian Husna pun sampai gilirannya menerima penghargaan itu. Ia pun bercerita bahwa yang bisa menjadikannya seperti ini tak lain adalah kakaknya tercinta, Azzam. Ia pun menceritakan kehidupannya dan kakaknya bahwa kakaknya membanting tulang di mesir selama 9 tahun untuk membiayai kuliahnya dan tidak meluluskan diri. Dan, wah lagi-lagi bertemu elliana, yang ternyata merupakan seorang pembawa acara. Acara itu pun disiarkan ke seluruh Indonesia. Lagi-lagi azzam terkenal. Elliana pun kini lebih banyak tahu tentang azzam, dan kagum akan dirinya.
Tapi apakah Elliana adalah jodoh azzam, bagaimana dengan tokoh gadis yang ditolongnya di bis tadi yang ternyata bernama Anna (azzam belum tahu nama gadis itu).
Itulah sedikit bagian (sudah banyak yang dikurangi) dari novel Ketika Cinta Bertasbih yang sangat menarik bagi saya. Kalau mau kelanjutannya, belilah novelnya. Bukan promosi, tapi sungguh dwilogi ini emang keren…